Senin, 06 Agustus 2012

PUASA RAMADHAN


Ramadhan adalah madrasah, sekolah .....tempat dimana kita baaaanyak sekali belajar tentang hidup dan kehidupan, supaya kita kita lebih siap menghadapi hidup, supaya kita punya wawasan, supaya kita mampu melihat persoalan jauh kedepan, supaya kita tidak terjebak pada keuntungan sesaat tapi merugikan jangka panjang.
Sore ini saya ingin mengajak kita semua melihat kurikulum Ramadhan. pelajaran apa  yang diberikannya  kepada kita.
Pertama ....Romadhan mengajarkan kita ...menjadi orang-orang yang sabar, ulet dan tahan uji.
Ini zaman dimana persaingan tajam,..........betul ?  jangankan jadi pejabat tinggi, jangankan jadi pengusaha sekarang ini, jadi ustad saja kalau tidak sanggup bersaing............ini bahasa kasar  tapi jujur karena orang sekarang hidup dizaman banyak  pilihan, akibat persaingan  yang semakin tajam, Orang sering kehilangan kesabaran kepengen cepet kaya,  Lalu tidak sabar ; makan renten, nipu orang, buka peternakan tuyul, korupsi .........sekarang ini kan lagi santer kasus hambalang, rupanya memang tajam uang hambalang itu . hambalang sudah memakan mantan ketua sekretaris partai Nazarudin, hambalang sudah memakan anggota dewan terhormat, sekarang hambalang sedang mengarah kepada ketua partai . kita lihat hasilnya . tentu saja kita prihatin karena kita tahu karena ekonomi kta sedang sulit,  hutang. ..melilit leher tetapi disisi lain kita melihat enak saja uang mengalir ratusan milyar untuk  urusan yang tidak terkait pada kepentingan rakyat. Karena itu puasa mengajarkan kita sabar....
Biar lapar melilit perut, biar haus mencekik tenggorokan,  kalo magrib belum datang jangan sentuh makanan, jangan ambil minuman ...sabar.........betul?

Lalu lintas itu macet karna kendaraan besar tidak mau ngalah , kendaraan kecil tidak tahu diri. Antrian dipasar kacau, karena yang sudah dapat ngga mau minggir, yang dibelakang dorong-dorong.  Betul ?. dimanapun antrian kacau bung kalau yang sudah dapat pengen dapet lagi yang nunggu kelamaan...ahirnya dorong-dorongan kacaulah...kehidupan sosial arilah kita bersabar
Karena sebagai bangsa punya latar belakang sejarah, kita ini bangsa yang ditempa berbagai kesulitan..
350 tahun dijajah Belanda.......................sulit
Setelah merdeka kita dirongrong oleh berbagai pemberontakkan ..................susah..............
Lalu PKI berontak...........susah................lagi
Lalu berdiri orde baru, lama-lama, lama................susah.lagi............
Orde baru selesai muncul reformasi ..........................susah.......
Masih susah juga, ...kita bangsa yang ditempa oleh kesulitan bangsa yang tahan bantingan bukan bangsa yang cengeng. Karena itu mari kita jadi diri kita. Kita akan gagal kalau kita mau jadi orang lain, kita akan gagala kalu kita hidup di bawah bayang-bayang orang lain.  jadilah kita diri kita sendiri.  Sabar, ulet dan tahan uji. Sehingga inilah kurikulum pertama dari puasa sehingga dengan dibekali sifat sabar kita bisa mengendalikan diri.
Manusia hebatnya yah.......ayo kita bandin bandingkan...
Photo
Malaikat, binatang, manusia
- malaikat tidak diberi nafsu hanya diberi akal, kalau malaikat tidak pernah salah .....wajar
Jibril ga pernah korupsi ayat, ah ini ada ayat bagus saya pake sendiri saja ini.... tidak
Malakul maut ga pernah salahalamat mencabut nyawa orang yang belum waktunya mati....ga pernah...
Dan itu wajar malaikat makhluk tanfa alternatif, secara instinktife ia diciptakan untuk taat.
Sebaliknya binatang diberi otak tapi tidak diberi akal hanya diberi nafsu, kalo binatang tiap hari salah ......wajar
-          Ayam , kalu sudah datang syahwatnya tidak usah menoleh ini banyak orang atau tidak?
-          Kuda, keliling kota, ngga pakai celana tenang saja ....dan wajar namanya juga binatang.

Sedangkan manusia diberi akal dan diberikan nafsu .
Setiap hari terjadi perjoangan...., kadang akal menang, kadang nafsu yang menang
Ketika akal menang kita lebih tinggi dari malaikat
Ketika nafsu yang menang kita lebih rendah dari binatang

Hadirin yang terhormat........
                            Photo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar